Tokoh Yang Berperan Dalam Kemajuan Teater Modern Indonesia

Tokoh Yang Berperan Dalam Kemajuan Teater Modern Indonesia – Seni teater dikenal sebagai salah satu seni yang mempu memvisualisasikan imajinasi seseorang tentang tingkah laku makhluk hidup dan menyalurkannya dalam bentuk gesture tubuh atau akting. Berawal dari penggunaan teater sebagai kegiatan pengiring upacara keagamaan yang sakral, kini teater berkembang menjadi karya seni yang menghibur banyak orang. Sesuai dengan nama teater yang berarti seuatu gedung pertunjukkan maka perlahan-lahan teater mengalami evolusi mulai dari teater tradisional yang bersifat improvisasi/spontan karena tidak menggunakan naskah sampai teater modern yang meriah dan penuh dengan persiapan. Perkembangan dunia teater Indonesia memang tidak bisa dipisahkan dari kontribusi para senimannya. Siapa saja tokoh yang berkontribusi terhadap perkembangan dunia teater Indonesia ?. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Willibrodus Surendra Bawana Rendra atau yang dikenal sebagai WS Rendra merupakan tokoh dan sutradara yang berkontribusi besar dalam kemajuan dunia teater Indonesia. Pria yang lahir di Solo tanggal 7 November 1935 ini sudah aktif dalam dunia seni sejak menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarya. Mulai dari menulis puisi, naskah drama, cerita pendek, sampau esai sastra pun sudah beliau torehkan sejak masih muda. Kemampuannya yang brilian dalam hal seni sastra menjadikannya sebagai salah satu seniman yang bergelar Doktor Honoris Causa dari UGM. Bermula dari seni sastra, beliau mulai merambah ke seni teater dan mulai mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 untuk mengakomodasi para pecinta seni teater. Berbagai karya drama teater yang berhasil dia tulis dan ikut memerankannya seperti Orang-orang di Tikungan Jalan (1854), Bib Bob Rambate Rate Rata (1967), SEKDA (1977), dan masih banyak lagi.

Arifin Chairin Noer merupakan dramawan, penyair, penulis naskah, dan sutradara yang berasal dari Cirebon kelahiran 10 Maret 1941 dan meninggal pada 28 Mei 1995 di Jakarta akibat penyakit kanker. Perjuangan karirnya di bidang seni mulai dituangkan dalam tulisan cerita pendek dan puisi sejak SMP. Semasa menempuh pendidikan, beliau juga mulaiĀ  bergabung dengan kelompok drama Rendra. Melalui kelompok tersebut beliau mulai menulis skenario dan menyutradarai lakon-lakon buatannya sendiri seperti Kapai-Kapai, Tengul, Madekur dan Tarkeni, serta Umang-Umang dan Sandek Pemuda. Pada masa kuliah beliau bergabung dengan Teater Muslim dan hijrah ke Jakarta pada tahun 1968 untuk mendirikan Teater Kecil . Beberapa karyanya berhasil memperoleh penghargaan dalam Festival Film Indonesia dan Piala Citra atas pencapaiannya sebagai sutradara dan penulis naskah terbaik.

Tokoh yang berperan dalam perkembangan seni teater Indonesia selanjutna adalah Jose Rizal Manua. Pujangga kelahiran Padang, 14 September 1954 ini memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengenalkan dunia teater kepada generasi muda. Dikenal sebagai pendiri kelompok teater untuk anak-anak dan Teater Tanah Air yang berhasil mendapatkan penghargaan dari berbagai kompetisi lokal maupun dunia yang diikuti. Bahkan kelompok teater besutannya juga pernah memecahkan rekor muri sebagai grup teater dengan penghargaan internasional terbanyak. Atas segala bentuk prestasi yang berhasil diraih dan jasanyanya bersama kelompok Teater Tanah Air dalam bidang seni maka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberinya penghargaan berupa Satya Lenccana Wirakarya pada tahun 2008. Kontribusinya di bidang seni tak hanya berhenti pada dunia teater saja, sejak tahun 1993-2009 beliau merambah dunia filmografi beberapa judul film berbahasa Indonesia, Inggris dan Belanda seperti Oeroeg (1993), Gorden van Smaragd (1997), Brownies (20050, Fiksi (2008) dan masih banyak lagi.

Read Also

Share via
Copy link
Powered by Social Snap